Ini adalah salah satu tugas yang diberikan Pak Siarta (Biologi) disekolah saya untuk kelas XII IPA
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di era moderen ini banyak produk-produk makanan berwarna
dan enak dalam kemasan yang dijual di supermarket ataupun warung-warung.
Produk-produk yang seperti inilah yang digemari pembeli, seperti anak-anak.
Mereka lebih senang dengan rasa makanan tersebut karena rasanya yang unik. Tapi
mereka tidak pernah tahu bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut.
Produk-produk tersebut banyak mengandung zat aditif dalam proses pembuatannya.
Penggunaan zat aditif sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Para produsen
berlomba-lomba membuat produk mereka terlihat menarik dengan menambahkan
berbagai jenis zat aditif secara berlebihan, padahal sebenarnya mereka tahu
bahwa penggunaan zat aditif secara berlebihan dapat menyebabkan masalah yang
cukup serius bagi kesehatan konsumen. Selain itu mereka juga telah melanggar
peraturan yang di buat pemerintah.
Dalam karya ilmiah ini penulis membahas
tentang zat aditif yang terkandung dalam makanan tersebut. Diharapkan dengan
penelitian ini pembaca bisa lebih memilih makanan yang sehat dan baik untuk
tubuh.
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa pengertian
dari zat aditif serta zat apa saja tergolong di dalamnya?
1.2.2
Bagaimanakah
pengaruh atau dampak zat aditif pada makanan terhadap aktivitas enzim?
1.3.Tujuan
Tujuan penyusunan karya ilimiah ini
adalah untuk memenuhi salah satu kompetensi dasar mata pelajaran biologi serta
memberikan pengetahuan dasar kepada masayarakat mengenai zat aditif dan
mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsinya.
1.4.Manfaat
1.4.1
Bagi
khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk menyikapi maraknya penggunaan zat aditif
yang berbahaya.
1.4.2
Bagi
tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan
penyuluhan tentang dampak penggunaan zat aditif dan pengaruhnya terhadap
kesehatan.
1.4.3
Bagi
peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian
lanjutan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Zat Aditif
Zat
aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi,
pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam
makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama
proses pengolahan. Disini zat aditif makanan sudah termasuk :
pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal,
pemucat, pengental, dan anti gumpal.
Pada awalnya zat-zat
aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat
aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang
membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah
bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan
tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih
besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri
makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan
baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian
direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium
benzoat, dan tartrazin.
Beberapa
fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a)
Meningkatkan kandungan gizi pada
makanan.
b)
Menjaga kualitas dan tekstur makanan
sehingga tetap terlihat segar.
c)
Menjaga agar makanan dapat tahan
lama.
d)
Memberikan warna pada bahan makanan
sehingga terlihat menarik.
e)
Memberikan rasa sedap pada makanan.
f)
Memberikan aroma yang khas pada
makanan.
Beberapa contoh zat aditif yang telah
dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan:
Zat aditif
|
Contoh
|
Keterangan
|
Pewarna
|
Daun
pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)
|
Pewarna
alami
|
Sunsetyellow
FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine
(kuning), dll
|
Pewarna
sintesis
|
|
Pengawet
|
Natrium benzoat,
Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin
|
Terlalu banyak
mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
|
Penyedap
|
Pala,
merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar
|
Penyedap
alami
|
Mono-natrium
glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll
|
Penyedap sintesis
|
|
Antioksidan
|
Butil
hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
|
Mencegah
Ketengikan
|
Pemutih
|
Hidrogen peroksida,
oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit
|
-
|
Pemanis bukan gula
|
Sakarin,
Dulsin, Siklamat
|
Baik
dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen
|
Pengatur keasaman
|
Aluminium
amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
|
Menjadi lebih asam,
lebih basa, atau menetralkan makanan
|
Anti Gumpal
|
Aluminium
silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
|
Ditambahkan
ke dalam pangan dalam bentuk bubuk
|
2.2. Jenis-jenis Zat Aditif
2.2.1
Penguat rasa atau penyedap rasa
Monosodium
Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga
untuk melezatkan makanan. Penyedap
rasa ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Adapun penguat rasa alamiah
diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar.
Contoh penguat rasa sintetik adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka,
benzaldehida, amil asetat.
Pemanfaatan Zat
Penyedap Sintetik
Nama Penyedap
Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
|
Isoamil valerat
|
Rasa apel
|
|
Isoamil asetat
|
Rasa pisang
|
|
Isobutil propionat
|
Rasa rum
|
|
Butil butirat
|
Rasa nanas
|
2.2.2 Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu
mempertajam rasa manis. Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah
sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat
menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat
karsinogen.
Pemanfaatan Zat
Pemanis Sintetik
Nama Pemanis
Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
Sakarin
|
Permen dan es krim
|
Siklamat
|
Permen dan minuman ringan
|
Sorbitol
|
Kismis dan jeli
|
2.2.3 Pengawet
Bahan pengawet
adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan
bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan
adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium
nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama
Pengawet Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
||
Natrium
nitrat
|
Daging olahan
|
||
Natrium
nitrit
|
Daging awetan dan kornet kalengan
|
||
Asam benzoate
|
Minuman ringan dan kecap
|
||
Asam propionate
|
Roti
|
||
Kalium benzoate
|
Kecap dan saos
|
2.2.4 Pewarna
Warna
dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna
dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan
berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat,
wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins
tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat
warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih
90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya
adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam
pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula
pewarna buatan, seperti sunsetyellow
FCF (jingga), karmoisin
(Merah), brilliant blue FCF(biru).
Pemanfaatan
Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
Eritrosin (merah)
|
Es krim dan jelly
|
Kuning FCF (kuning)
|
Es krim
|
Hijau FCF (hijau)
|
Jem dan jamur (kalengan)
|
Coklat HT (cokelat)
|
Minuman ringan
|
Biru Berlian (biru)
|
Es krim dan kapri(kalengan)
|
2.2.5 Pengental
Pengental
yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat,
karagenan).
2.2.6
Pengemulsi
Pengemulsi
(emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam
air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan
terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom
arab dan gliserin.
2.2.7 Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat
proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu
pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
2.2.8
Pengatur keasaman
Zat
aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman
makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat,
asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
2.2.9
Anti kempal
Zat
aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh:
aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
2.2.10
Pengeras
Zat
aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh:
aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada
buah kalangan)
2.2.11 Sekuestran
Adalah
bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada
lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA
dan dinatrium EDTA
2.3. Dampak
Penggunan Zat Aditif Pada Makanan
Jika
mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara
lain :
No
|
Nama zat aditif
|
Penyakit yang ditimbulkan
|
1
|
Formalin
|
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit
jantung dan merusak sistem saraf.
|
2
|
Boraks
|
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta
gangguan pada otak dan hati.
|
3
|
Natamysin
|
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
|
4
|
Kalium Asetat
|
Kerusakan fungsi ginjal.
|
5
|
Nitrit dan Nitrat
|
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke
berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal,
dan muntah-muntah.
|
6
|
Kalsium Benzoate
|
Memicu terjadinya serangan asma.
|
7
|
Sulfur Dioksida
|
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik,
kanker dan alergi.
|
8
|
Kalsium dan Natrium propionate
|
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan
migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
|
9
|
Natrium metasulfat
|
Alergi pada kulit
|
10
|
Tartazine
|
Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
|
11
|
Sunset Yellow
|
Menyebabkan kerusakan kromosom
|
12
|
Ponceau 4R
|
Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
|
13
|
Carmoisine (merah)
|
Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
|
14
|
Quinoline Yellow
|
Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
|
15
|
Siklamat
|
Kanker (Karsinogenik)
|
16
|
Aspartan
|
Gangguan saraf dan tumor otak
|
Namun ada dampak positif dari
penggunan zat aditif. Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus (kencing
manis) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat
disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar
gula dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi
sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula.
2.4. Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat
Aditif
2.4.1
Cara Internal
Maksud
cara internal berarti cara ini ditempuh dari diri kita sendiri. Beberapa cara
internal yang bisa kita lakukan antara lain :
·
Mengurangi konsumsi
makanan siap saji (fast food/makanan instan).
·
Meningkatkan konsumsi
buah-buahan, sayuran dan vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat anti
karsinogen. Beberapa vitamin dimaksud antara lain: Vitamin A, C, E (banyak
terdapatdalam sayur dan buah); asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus;
betakaroten, vitamin B 3 ( niasin ), vitamin D dalam bentuk aktif
(1.25-hidroksi) terdapat dalam mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan
ikan segar.
·
Memberi pengertian kepada
anggota keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan
penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
ketika berpicnik, bersekolah.
2.4.2 Cara Eksternal
Cara eksternal maksudnya
adalah “institusi” di luar diri kita, seperti produsen makanan, penjual
makanan, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah (LSM, Ulama, tokoh pemerhati
masalah kesehatan, dll). Cara eksternal yang bisa ditempuh antara lain :
- Produsen, harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang mereka produksi, memberikan informasi yang jelas komposisi bahan aditif yang ditambahkan pada produknya. Dan harus diingat “jangan hanya berpusat kepada keuntungan finansial semata”. Ingat apa yang terbaik untuk dimakan kita dan keluarga kita, itulah yang terbaik juga untuk dimakan oleh orang lain.
- Pemerintah, melakukan pengawasan ketat dan menindak secara tegas produsen yang terbukti secara nyata melakukan pelanggaran terhadap aturan pemberian zat aditif dalam produk makanan. Melakukan kampanye akan pentingnya memperhatikan apa yang dimakan dan yang tidak sebaiknya dimakan.
- Non pemerintah, membantu pemerintah dalam mengawasi produk-produk akan makanan yang beredar di pasaran, memberikan penyuluhan akan pentingnya makanan sehat bagi tubuh manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode
yang Digunakan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi
bahan-bahan kajian dalam penulisan karya ilmiah ini, diantaranya adalah:
3.1.1
Studi literature yaitu dengan
mempelajari buku-buku atau artikel-artikel referensi yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.
3.1.2
Online, Browsing melalui internet
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
3.1.3
Penyebaran angket untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan.
BAB
IV DATA & PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data
Berdasarkan hasil data penelitian, penulis
ingin mengetahui tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat aditif dengan mengambil
salah satu sampel yaitu makanan instan,
jenis makanan instan yang sering di
konsumsi dan keluhan setelah mengkonsumsi bahan makanan tersebut. Hasil
yang di dapatkan sebagai beikut :
4.1.1 Tingkat keseringan remaja dalam
mengkonsumsi makan instan dalam sehari.
4.1.2 Remaja
mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.
4.1.3 Jenis makanan instan
Jenis makanan instan yang seing
dikonsumsi adalah sebagai berikut :
·
Mie instan
·
Makanan ringan (snack)
·
Nugget
·
Softdrink
4.2.Pembahasan
4.2.1 Makanan Instan, Kandungan dan Dampak
Berdasarkan data yang diperoleh
makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh pada pola makan dan kesehatan pada
remaja. Pengaruh yang paling umum disebabkan oleh zat kimia yang terkadung
dalam makanan tersebut. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam makanan
ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan
kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal
ini adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA,
K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan
sekustran (asam fosfat). Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam
makan cepat saji. Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan
kita.
Dampak dari penggunaan MSG menurut
laporan Federation of the American Society for Experimental Biologi adalah rasa
terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan tegang
pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat,
rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan
dampak ini ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi,
pada ambang batas tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka
dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan
gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang
mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG
juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta
penurunan kecerdasan.
Kemudian, BHA anti oksidan di dalam
makanan agar kandungan di dalam amakan tersebut tidak cepat hilang seperti
vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan
menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya. Ini masih pada kandungan
makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan yang dipakai makan
tersebut. Menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat saji yang sesuai SNI.
(Kompas, 2003). Kemasan plastik mengandung PVC yang menghambat testosterone
(Flack, 1992) dan kemasan kaleng mengandung (Pb) timbale dan VCM (vinyl
chloride monomer). (Meida Indonesia, 2003).
4.2.2 Pengaruh
Penggunaan Zat Aditif Terhadap Enzim
Tubuh
manusia adalah kesatuan yang sangat kompleks dari berbagai sistem. Di dalam
sistem tubuh manusia tersebut, tentu terjadi berbagai reaksi kimia yang
alamiah. Beberapa reaksi kimia tersebut biasanya berlangsung dengan sangat
cepat.Kecepatan proses reaksi dalam tubuh manusia tersebut dipengaruhi oleh zat
yang membantu atau berperan dalam reaksi kimia itu sendiri. Zat ini menjadi
sangat penting. Jika zat ini tidak ada, berbagai reaksi kimia dalam tubuh
manusia tidak dapat terjadi. Zat penting ini disebut fermen atau lebih dikenal
masyarakat dengan sebutan enzim. Sebagai zat, enzim merupakan biomolekul berupa
protein yang memiliki fungsi sebagai katalis atau senyawa yang dapat
mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa dirinya sendiri habis karena proses
reaksi. Dalam prosesnya tersebut, enzim membutuhkan sebuah energi bernama energi
aktivasi yang lebih rendah.
Enzim
adalah satuan protein yang terdiri atas molekul-molekul berbentuk besar dengan
massa yang berat. Enzim memiliki protein yang cenderung tidak terlalu tahan
terhadap panas, enzim jenis ini disebut juga apoenzim. Sebagai zat penting yang
berfungsi dalam proses kimia dalam tubuh, kinerja enzim dalam tubuh manusia
dipengaruhi beberapa hal, seperti substrat, suhu, keasaman, kofaktor, dan
inhibitor. Kandungan protein dalam enzim membuatnya menjadi rentan terhadap
keadaan pH serta suhu di sekitarnya. Jika tidak sesuai, hal ini dapat
mempengaruhi kinerja dari enzim dalam tubuh manusia. Racun dan obat-obatan
adalah dua faktor yang dapat menurunkan kinerja enzim. Salah satu hal yang dapat
dikategorikan racun adalah zat aditif sintetis yang apabila dikonsumsi secara
berlebihan dan secara terus – menerus dapat memicu timbulnya sifat karsinogen
(penyakit kanker) didalam tubuh.
Seperti contohnya penggunaan formalin .Imunitas tubuh sangat berperan
dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah
atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar
rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi
dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini. Secara
mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus)
merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi
asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya
tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan
mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam
tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan
tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan
berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal ini juga akan lebih
mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis.
BAB
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari permasalahan yang telah dibahas, dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu :
5.1.1
Penggunaan zat aditif memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap kesehatan tubuh manusia, terutama zat aditif sintetis.
Hampir sebagian besar zat aditif sintetis dapat menyebabkan timbulnya
penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, kerusakan ginjal, kerusakan system
saraf, dan lain-lain apabila penggunaan zat tersebut tidak sesuai dengan
takarannya.
5.1.2
Selain zat aditif yang khusus digunakan untuk
makanan, kini banyak produsen yang menggunakan zat aditif yang bukan digunakan
untuk makanan agar memperoleh untung besar. Untuk itu para konsumen harus
waspada dan lebih selektif dalam memilih makanan.
5.1.3
Makanan
yang kiranya baik untuk di konsumsi berdasarkan jenis zat aditif yang
digunakannya adalah makanan yang berwarna tidak terlalu mencolok, makanan yang
rasanya tidak terlalu gurih, dan makanan dengan komposisi gizi yang cukup.
5.1.4
Diperlukannya kesadaran masyarakat untuk
selalu mengkonsumsi makanan yang sehat.
5.1.5
Diperlukannya ketegasan dari pemerintah untuk
mengeluarkan peraturan mengenai penggunaan zat aditif.
5.2. Saran
Berdasarkan pada masalah yang telah penulis
bahas, saran-saran yang dapat penulis berikan, diantaranya :
5.2.1 Kepada
pemerintah:
a.
Pemerintah kiranya perlu membuat peraturan
yang jelas tentang penggunaan zat aditif, setelah itu melakukan pengawasan,dan
menindak tegas para produsen yang tidak mau mematuhi peraturan tersebut.
b.
Teruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan
Tambahan-Anak sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
5.2.2 Kepada
masyarakat:
a.
Berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih
makanan.
b.
Khusus untuk para ibu, hindari pemakaian
vetsin secara berlebihan. Berikan pengertian pada keluarga tentang bahaya zat
aditif dan biasakan seluruh anggota keluarga untuk membawa bekal makanan dari
rumah.
5.2.3 Kepada
produsen:
a.
Jujur dan bertanggungjawablah atas produk yang
diprodusi.
b.
Berikan informasi komposisi makanan yang jelas
kepada masyarakat, termasuk zat aditif yang ditambahkan.
5.2.4 Kepada
lembaga non-pemerintah (LSM):
a.
Lakukan tindakan antisipasi terhadap kebijakan
global yang berdampak pada konsumen.
b.
Berikan fasilitas kepada masyarakat agar
terbentuk suatu kelompok konsumen yang nantinya bisa membantu mengawasi
kebijakan publik.
1 komentar:
Info yang bagus gan terima kasih selesai juga tugas sekolah adx saya jangan lupa berkunjung juga yah ke belajarblog54.blogspot.com
Posting Komentar