Jumat, 06 September 2013

Pengaruh Zat Aditif Dalam Makanan Terhadap Aktivitas Enzim

Ini adalah salah satu tugas yang diberikan Pak Siarta (Biologi) disekolah saya untuk kelas XII IPA

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di era moderen ini banyak produk-produk makanan berwarna dan enak dalam kemasan yang dijual di supermarket ataupun warung-warung. Produk-produk yang seperti inilah yang digemari pembeli, seperti anak-anak. Mereka lebih senang dengan rasa makanan tersebut karena rasanya yang unik. Tapi mereka tidak pernah tahu bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut. Produk-produk tersebut banyak mengandung zat aditif dalam proses pembuatannya. Penggunaan zat aditif sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Para produsen berlomba-lomba membuat produk mereka terlihat menarik dengan menambahkan berbagai jenis zat aditif secara berlebihan, padahal sebenarnya mereka tahu bahwa penggunaan zat aditif secara berlebihan dapat menyebabkan masalah yang cukup serius bagi kesehatan konsumen. Selain itu mereka juga telah melanggar peraturan yang di buat pemerintah.
Dalam karya ilmiah ini penulis membahas tentang zat aditif yang terkandung dalam makanan tersebut. Diharapkan dengan penelitian ini pembaca bisa lebih memilih makanan yang sehat dan baik untuk tubuh.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1        Apa pengertian dari zat aditif serta zat apa saja tergolong di dalamnya?
1.2.2        Bagaimanakah pengaruh atau dampak zat aditif pada makanan terhadap aktivitas enzim?

1.3.Tujuan

Tujuan penyusunan karya ilimiah ini adalah untuk memenuhi salah satu kompetensi dasar mata pelajaran biologi serta memberikan pengetahuan dasar kepada masayarakat mengenai zat aditif dan mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya.

1.4.Manfaat

1.4.1        Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan  untuk menyikapi maraknya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
1.4.2        Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan tentang dampak penggunaan zat aditif dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
1.4.3        Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.      Zat Aditif
            Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.
            Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium benzoat, dan tartrazin.

Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a)         Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
b)         Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.
c)         Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
d)         Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.
e)         Memberikan rasa sedap pada makanan.
f)         Memberikan aroma yang khas pada makanan.




Beberapa contoh zat aditif yang telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan:
Zat aditif
Contoh
Keterangan


Pewarna
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)

Pewarna alami
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll
Pewarna sintesis
Pengawet
Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin
Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
Penyedap
Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar
Penyedap alami
Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll
Penyedap sintesis
Antioksidan
Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
Mencegah Ketengikan
Pemutih
Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit
-
Pemanis bukan gula
Sakarin, Dulsin, Siklamat
Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen
Pengatur keasaman
Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan
Anti Gumpal
Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk



2.2.      Jenis-jenis Zat Aditif 

2.2.1 Penguat rasa atau penyedap rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Adapun penguat rasa alamiah diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa sintetik adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.

Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik
Nama Penyedap Sintetik
Jenis Bahan Makanan
Isoamil valerat
Rasa apel
Isoamil asetat
Rasa pisang
Isobutil propionat
Rasa rum
Butil butirat
Rasa nanas

2.2.2 Pemanis
            Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis. Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.

Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Nama Pemanis Sintetik
Jenis Bahan Makanan
Sakarin
Permen dan es krim
Siklamat
Permen dan minuman ringan
Sorbitol
Kismis dan jeli

2.2.3 Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Pengawet Sintetik
Jenis Bahan Makanan
Natrium nitrat
Daging olahan
Natrium nitrit
Daging awetan dan kornet kalengan
            Asam benzoate
Minuman ringan dan kecap
Asam  propionate
Roti
Kalium benzoate
Kecap dan saos

2.2.4 Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik
Jenis Bahan Makanan
Eritrosin (merah)
Es krim dan jelly
Kuning FCF (kuning)
Es krim
Hijau FCF (hijau)
Jem dan jamur (kalengan)
Coklat HT (cokelat)
Minuman ringan
Biru Berlian (biru)
Es krim dan kapri(kalengan)

2.2.5 Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
2.2.6 Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
2.2.7 Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
2.2.8 Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

2.2.9 Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)

2.2.10 Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)


2.2.11  Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

2.3.      Dampak Penggunan Zat Aditif Pada Makanan
Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :

No
Nama zat aditif
Penyakit yang ditimbulkan
1
Formalin
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2
Boraks
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3
Natamysin
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4
Kalium Asetat
Kerusakan fungsi ginjal.
5
Nitrit dan Nitrat
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6
Kalsium Benzoate
Memicu terjadinya serangan asma.
7
Sulfur Dioksida
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8
Kalsium dan Natrium propionate
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9
Natrium metasulfat
Alergi pada kulit
10
Tartazine
Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
11
Sunset Yellow
Menyebabkan kerusakan kromosom
12
Ponceau 4R
Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
13
Carmoisine (merah)
Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
14
Quinoline Yellow
Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
15
Siklamat 
Kanker (Karsinogenik)
16
Aspartan 
Gangguan saraf dan tumor otak

Namun ada dampak positif dari penggunan zat aditif. Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus (kencing manis) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula.
2.4.      Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
2.4.1        Cara Internal
Maksud  cara internal berarti cara ini ditempuh dari diri kita sendiri. Beberapa cara internal yang bisa kita lakukan antara lain :
·         Mengurangi konsumsi makanan siap saji (fast food/makanan instan).
·         Meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran dan vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat anti karsinogen. Beberapa vitamin dimaksud antara lain: Vitamin A, C, E (banyak terdapatdalam sayur dan buah); asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus; betakaroten, vitamin B 3 ( niasin ), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat dalam mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan segar.
·         Memberi pengertian kepada anggota keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah ketika berpicnik, bersekolah.
2.4.2    Cara Eksternal
Cara eksternal maksudnya adalah “institusi” di luar diri kita, seperti produsen makanan, penjual makanan, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah (LSM, Ulama, tokoh pemerhati masalah kesehatan, dll). Cara eksternal yang bisa ditempuh antara lain :
  • Produsen, harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang mereka produksi, memberikan informasi yang jelas komposisi bahan aditif yang ditambahkan pada produknya. Dan harus diingat “jangan hanya berpusat kepada keuntungan finansial semata”. Ingat apa yang terbaik untuk dimakan kita dan keluarga kita, itulah yang terbaik juga untuk dimakan oleh orang lain.
  • Pemerintah, melakukan pengawasan ketat dan menindak secara tegas produsen yang terbukti secara nyata melakukan pelanggaran terhadap aturan pemberian zat aditif dalam produk makanan. Melakukan kampanye akan pentingnya memperhatikan apa yang dimakan dan yang tidak sebaiknya dimakan.
  • Non pemerintah, membantu pemerintah dalam mengawasi produk-produk akan makanan yang beredar di pasaran, memberikan penyuluhan akan pentingnya makanan sehat bagi tubuh manusia.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1.      Metode yang Digunakan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi bahan-bahan kajian dalam penulisan karya ilmiah ini, diantaranya adalah:
3.1.1        Studi literature yaitu dengan mempelajari buku-buku atau artikel-artikel referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3.1.2        Online, Browsing melalui internet untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
3.1.3        Penyebaran angket untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.


BAB IV DATA & PEMBAHASAN

4.1.      Analisis Data
Berdasarkan hasil data penelitian, penulis ingin mengetahui tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif  dengan mengambil salah satu sampel yaitu  makanan instan, jenis makanan instan yang sering di  konsumsi dan keluhan setelah mengkonsumsi bahan makanan tersebut. Hasil yang di dapatkan sebagai beikut :
4.1.1 Tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makan instan dalam sehari.
4.1.2  Remaja mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.
4.1.3 Jenis makanan instan
Jenis makanan instan yang seing dikonsumsi adalah sebagai berikut :
·         Mie instan
·         Makanan ringan (snack)
·         Nugget
·         Softdrink

4.2.Pembahasan

4.2.1 Makanan Instan, Kandungan dan Dampak
Berdasarkan data yang diperoleh makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh pada pola makan dan kesehatan pada remaja. Pengaruh yang paling umum disebabkan oleh zat kimia yang terkadung dalam makanan tersebut. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam makanan ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat). Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam makan cepat saji. Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan kita.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Kemudian, BHA anti oksidan di dalam makanan agar kandungan di dalam amakan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya. Ini masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan yang dipakai makan tersebut. Menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat saji yang sesuai SNI. (Kompas, 2003). Kemasan plastik mengandung PVC yang menghambat testosterone (Flack, 1992) dan kemasan kaleng mengandung (Pb) timbale dan VCM (vinyl chloride monomer). (Meida Indonesia, 2003).

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Zat Aditif Terhadap Enzim
Tubuh manusia adalah kesatuan yang sangat kompleks dari berbagai sistem. Di dalam sistem tubuh manusia tersebut, tentu terjadi berbagai reaksi kimia yang alamiah. Beberapa reaksi kimia tersebut biasanya berlangsung dengan sangat cepat.Kecepatan proses reaksi dalam tubuh manusia tersebut dipengaruhi oleh zat yang membantu atau berperan dalam reaksi kimia itu sendiri. Zat ini menjadi sangat penting. Jika zat ini tidak ada, berbagai reaksi kimia dalam tubuh manusia tidak dapat terjadi. Zat penting ini disebut fermen atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan enzim. Sebagai zat, enzim merupakan biomolekul berupa protein yang memiliki fungsi sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa dirinya sendiri habis karena proses reaksi. Dalam prosesnya tersebut, enzim membutuhkan sebuah energi bernama energi aktivasi yang lebih rendah.
Enzim adalah satuan protein yang terdiri atas molekul-molekul berbentuk besar dengan massa yang berat. Enzim memiliki protein yang cenderung tidak terlalu tahan terhadap panas, enzim jenis ini disebut juga apoenzim. Sebagai zat penting yang berfungsi dalam proses kimia dalam tubuh, kinerja enzim dalam tubuh manusia dipengaruhi beberapa hal, seperti substrat, suhu, keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Kandungan protein dalam enzim membuatnya menjadi rentan terhadap keadaan pH serta suhu di sekitarnya. Jika tidak sesuai, hal ini dapat mempengaruhi kinerja dari enzim dalam tubuh manusia. Racun dan obat-obatan adalah dua faktor yang dapat menurunkan kinerja enzim. Salah satu hal yang dapat dikategorikan racun adalah zat aditif sintetis yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dan secara terus – menerus dapat memicu timbulnya sifat karsinogen (penyakit kanker) didalam tubuh.
          Seperti contohnya penggunaan formalin .Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini. Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal ini juga akan lebih mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis.

BAB V PENUTUP

5.1.      Kesimpulan
Dari permasalahan yang telah dibahas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
5.1.1        Penggunaan zat aditif memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan tubuh manusia, terutama zat aditif sintetis. Hampir sebagian besar zat aditif sintetis dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, kerusakan ginjal, kerusakan system saraf, dan lain-lain apabila penggunaan zat tersebut tidak sesuai dengan takarannya.
5.1.2        Selain zat aditif yang khusus digunakan untuk makanan, kini banyak produsen yang menggunakan zat aditif yang bukan digunakan untuk makanan agar memperoleh untung besar. Untuk itu para konsumen harus waspada dan lebih selektif dalam memilih makanan.
5.1.3         Makanan yang kiranya baik untuk di konsumsi berdasarkan jenis zat aditif yang digunakannya adalah makanan yang berwarna tidak terlalu mencolok, makanan yang rasanya tidak terlalu gurih, dan makanan dengan komposisi gizi yang cukup.
5.1.4        Diperlukannya kesadaran masyarakat untuk selalu mengkonsumsi makanan yang sehat.
5.1.5        Diperlukannya ketegasan dari pemerintah untuk mengeluarkan peraturan mengenai penggunaan zat aditif.
5.2.      Saran
Berdasarkan pada masalah yang telah penulis bahas, saran-saran yang dapat penulis berikan, diantaranya :
5.2.1    Kepada pemerintah:
a.      Pemerintah kiranya perlu membuat peraturan yang jelas tentang penggunaan zat aditif, setelah itu melakukan pengawasan,dan menindak tegas para produsen yang tidak mau mematuhi peraturan tersebut.
b.      Teruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
5.2.2    Kepada masyarakat:
a.      Berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih makanan.
b.      Khusus untuk para ibu, hindari pemakaian vetsin secara berlebihan. Berikan pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif dan biasakan seluruh anggota keluarga untuk membawa bekal makanan dari rumah.
5.2.3    Kepada produsen:
a.      Jujur dan bertanggungjawablah atas produk yang diprodusi.
b.      Berikan informasi komposisi makanan yang jelas kepada masyarakat, termasuk zat aditif yang ditambahkan.
5.2.4    Kepada lembaga non-pemerintah (LSM):
a.      Lakukan tindakan antisipasi terhadap kebijakan global yang berdampak pada konsumen.
b.      Berikan fasilitas kepada masyarakat agar terbentuk suatu kelompok konsumen yang nantinya bisa membantu mengawasi kebijakan publik.



1 komentar:

Info yang bagus gan terima kasih selesai juga tugas sekolah adx saya jangan lupa berkunjung juga yah ke belajarblog54.blogspot.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More